- Back to Home »
- Islami »
- Tips Agar Mudah Bangun Sholat Subuh
Posted by : Unknown
Jumat, 13 September 2013
Di hari-hari di musim panas ini banyak
masjid mengalami kemunduran yang besar, terutama dalam jumlah jamaah
solat subuhnya, disebabkan pendeknya waktu malam dan tenggelamya
kebanyakan orang dalam prilaku bergadang yang berlebihan…
Bahkan banyak dari kalangan orang-orang
baik terjerumus dalam fitnah ini, diantaranya sebagian imam-imam dan
muadzin, kedudukan mereka bisa menimbulkan dampak yang lebih besar,
karena mereka memikul tanggung jawab, kelalaian mereka dapat berimbas
terhadap jamaah masjid
Keutamaan solat subuh berjamaah sangatlah
besar, sedang melalaikanya adalah berbahaya, meski hanya dua hadits
cukuplah menunjukan hal itu, dua hadits itu adalah:
عن عثمان رضي
الله عنه عن الرسول الله صلى الله عليه وسلم قال: « من صلى العشاء في جماعة
، فكأنما قام نصف الليل ، ومن صلى الصبح في جماعة ، فكأنما صلى الليل كله »
. رواه مسلم
“ Dari Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ia bersabda: “ Barang
siapa solat isya‘ berjamaah, maka seakan-akan ia solat separuh malam,
dan barang siapa solat subuh berjamaah, maka seakan-akan ia solat malam
seluruhnya”. (HR: Muslim).
Dan hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ia bersabda:
« إن أثقل صلاة
على المنافقين صلاة العشاء ، وصلاة الفجر ، ولو يعلمون ما فيها لأتوهما ولو
حبوا ، ولقد هممت أن آمر بالصلاة فتقام ، ثم آمر رجلا فيصلي بالناس ، ثم
انطلق معي برجال معهم حزم من حطب إلى قوم لا يشهدون الصلاة فأحرق عليهم
بيوتهم بالنار » . متفق عليه .
“ Sesungguhnya solat yang terberat bagi orang-orang munafik adalah solat isya’ dan solat subuh,
kalau sekiranya mereka mengetahui apa yang terdapat di dalamnya,
niscaya mereka akan mendatangai keduanya meski dengan terjatuh, dan
sunggguh aku telah berhasryat untuk memerintahkan seseorang agar
mendirikan solat, kemudian akau meminta seseorang agar menjadi imam,
lalu aku pergi bersama orang-orang membawa kayu bakar kepada kaum yang
tidak hadir solat, lalu aku bakar mereka dengan rumah-rumah mereka
dengan api.” (HR: Bukhari Muslim).
Dan saya akan menyertakan bersama
sarana-sarana tersebut beberapa kisah dan peristiwa yang terjadi pada
sebagian salaf agar kita dapat melihat sejauh mana perhatian mereka
terhadap hal itu:
Pertama: Dalam kitab musnad Abdurrozak 1/526:
Dari Ma’mar dari az-Zuhri dari Sulaiman
bin Abi Hatsamah dari as-Syifa’ binti Abdullah ia berkata:(( Umar masuk
ke rumahku, ia mendapatkan dua orang laki-laki sedang tidur di sisiku,
ia berkata: apa yang terjadi pada kedua orang ini, mereka tidak ikut solat bersamaku?, aku menjawab: wahai Amirul mukminin mereka berdua telah solat bersama orang-orang – saat itu dalam bulan ramdhan – mereka berdua solat terus menerus hingga subuh, lalu mereka solat subuh kemudian tidur, Umar berkata: sungguh solat subuh berjamaah bagiku lebih aku cintai dari pada aku solat semalam hingga subuh)).
Kedua: Dalam kitab musonnaf Abdurrozak 1/527:
Dari Abdurrozak bin Abi Ruwad dari Nafi’
dari Ibnu Umar ia berkata: (( Dahulu jika ia mendapatkan isya‘ bersama
orang-orang maka ia solat beberapa rakaat kemudian tidur, dan apabila
tidak mendapatkanya dengan jamaah maka ia menghidupkan malamnya, ia
berkata: sebagian keluarga Ma’mar memberitahuku bahwa ia melakukan itu,
lalu aku sampaikan hal itu kepada Ma’mar maka ia berkata: dahulu Ayub
melakukan hal itu)).
Ketiga: Abu Nuaim berkata dalam kitab hilyatul auliya’ 12/9:
Ahmad bin Is’hak bercerita kepada kami,
Abdurrahman bin Muhammad bercerita kepada kami, Abdurrahman bin Umar
bercerita kepada kami, Yahya bin Abdurrahman bin Mahdi bercerita
kepadaku: bahwa bapaknya qiyamullail – yakni menghidupkan
seluruh malamnya dengan solat – , dan tatkala terbit fajar ia melempar
dirinya ke ranjang – yakni tidur – dan melalaikan solat subuh hingga
terbit matahari, maka ia mengatakan: ini adalah kesalahan ranjang ini
terhadapku, maka ia memberi sangsi terhadap dirinya dengan tidak akan
memakai alas apapun dalam tidurnya, dan ia juga mendera dirinya selama
dua bulan hingga kedua pahanya terluka seluruhnya.
Keempat: Khatib al-Baghdadi berkata dalam kitab tarikh Baghdad 10/320:
Muhammad bin Ahmad bin Rozak memberitahu
kami, ia berkata: aku mendengar Abul qosim Ali bin al-Hasan bin Zakariah
al-Qothi,i as-Sya’ir berkata: aku mendengar Abulqasim Abdullah bin
Muhamad bin Abdullah al-Aziz al-Baghowi berkata: aku mendengar
Ubaidillah bin Umar al-Qowariri berkata: Hampir aku tidak pernah
melalaikan solat isya’ dengan berjamaah, lalu datang seorang tamu aku
disibukan denganya, setelah itu aku keluar untuk mencari solat jamaah di
kabilah-kabilah Bashrah, namun semua orang ternyata telah selesai
solat, aku berkata dalam hatiku: diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam baahwa beliau bersabda:
صلاة الجميع تفضل على صلاة الفذ إحدى وعشرين درجة
“ Solat berjamaah lebih utama atas solat
sendirian dengan dua puluh satu derajat” dan diriwayatkan “ dua puluh
lima derajat” dan diriwayatkan “ dua puluh tujuh derajat” lalu aku
pulang ke rumahku dan aku solat isya’ di waktu yang terakhir dua puluh
tujuh kali, kemudian aku tidur, aku bermimpi sedang mengendarai kuda
bersama kaum, aku naik kuda seperti kuda-kuda mereka, kami saling
berkejaran dan kuda-kuda mereka mendahului kudaku, aku pukul kudaku agar
menyusul mereka, aku menoleh ke salah seorang dari mereka yang paling
belakang, ia mengatakan; jangan kau paksa kudamu, kamu tidak berhak atas
apa yang kami miliki, aku berkata: kenapa begitu? Ia berkata: karena
kami solat isya’ berjamaah.
Kelima: Abu Nu’aim berkata dalam kitab al-hilyah 6/183:
Ibrahim bin Abdul Malik bercerita kepada
kami, Muhammad bin Ishak bercerita kepada kami, Qutaibah bin Sa’ad
bercerita kepada kami, Marwan bin Salim alQory bercerita kepada kami,
Mas’adah bin al-Yasa‘ al-Bahili bercerita kepada kami dari Sulaiman bin
Abi Muhamad, Ghalib al-Qathon bercerita kepada kami bahwa orang-orang
datang kepada beliau saat pembagian warisan untuk mereka, ia membagi
warisan itu kepada mereka semua, hingga waktu sore, maka ia kembali ke
tempat tidurnya dalam keadaan letih, lalu ia bersandar ke satu masjid
miliknya, lalu tertidur, datang seorang mu’adzin bertatswib, maka
berkatalah wanita kepadanya: Bukankah kamu melihat mu’adzin- semoga
Allah merahmatimu – ia bertatswib di atas kepalamu?, ia mengatakan:
Dasar kamu biarkan aku, kamu itu tidak tahu apa yang telah terjadi
padaku hari ini, lalu ia (mu’adzin) bertatswib terus menerus dan setiap
kali itu pula wanita tersebut membangunkanya dan ia selalu mengatakan
biarkan aku, hingga sampai pertengahan malam ia bangun dan solat dalam
keadaan tidak ingat dan tidak tahu beberapa kali imam solat, lalu ia
mengulang solat al- maktubah (wajib itu) sebanyak dua puluh empat kali,
kemudian ia tidur, ia bermimpi pergi dari rumahnya ke suatu kedai,di
perjalanan ia menemukan uang empat dinar, ketika itu ia membawa kantong
yang memiliki tiga pintu, maka ia memasukan uang dinar tersebut ke dalam
salah satu pintu kantong, ia bercerita: Aku diam sejenak, tiba-tiba
ada orang yang mencari dinar-dinar itu dengan menyebut terus-menerus
empat dinarnya yang hilang, maka aku sembunyi darinya, kemudian setelah
itu aku memanggilnya, aku berkata kepadanya: wahai pemilik dinar, ini
adalah dinarmu, aku berpaling untuk membuka kantong dan memberikan
dinar-dinar itu kepadanya, namun ternyata kantongnya sobek dan
dinar-dinar itu lenyap!, aku berucap: wahai pemilik dinar sungguh
dinar-dinarmu hilang, ambilah gantinya, maka ia memegang sisi bajuku dan
mengatakan: Aku tidak mau terima kecuali dinar-dinarku yang sama
seperti aslinya, lalu aku terbangun saat ia masih memegang sisi bajuku,
lalu aku pergi kepada Ibnu Sirin, aku ceritakan kejadian itu kepadanya,
ia berkata: Adapun tertakait kamu tertidur dari solat isya‘, maka
beristighfarlah dan jangan kamu ulangi lagi.
Sulaiman berkata: Dan Golib al-Qottoni
bercerita kepadaku: Kemudian aku diuji dengan kejadian serupa, aku
bersandar pada masjid tersebut, lalu mua’dzin mengumandangkan azan dan
bertatswib, setiap kali itu pula wanita tersebut membangunkanku – semoga
Allah merahmatimu- dan aku tidur hingga waktu yang sama dengan waktu
aku tidur pada kali yang pertama, lalu aku bangun dan solat sebagaimana
aku solat pada kali yang pertama, kemudian aku tidur lagi, aku melihat
dalam mimipi bahwa aku dan sahabat-sahabatku menunggang keledai kelabu
yang cepat, sedang orang-orang di depan kami mengendarai unta, mereka
tidur di atas permadani yang dihamparkan di atasnya, mereka berjalan
pelan, sedang aku dan sahabat-sahabatku berusaha keras untuk menyusul
mereka hingga kami kepayahan, maka kami memanggil: Wahai para pengendara
ada apa ini, kami mengendarai keledai keledai yang cepat, sedang kalian
mengendarai unta dengan pelan, kami berusaha untuk menyelip kalian
namun tidak bisa?. Para pengendara itu menjawab: Sesungguhnya kami
adalah kaum yang ikut solat jamaah isya‘ yang akhir, sedang kalian solat
sendirian, maka kalian tidak akan dapat menyusul kami. Ia berkata: lalu
aku bergegas pergi kepada Muhamad bin Sirin, aku bercerita kepadanya (
tentang hal itu), maka beliau menjawab: ia (penjelasanku) sebagaimana
yang kamu mimpikan…
Abdullah bin Muhamad bin Ja’far bercerita
kepada kami, Abdullah bin Muhamad bin Imron bercerita kepada kami,
pamanku Ayub bin Imron bercerita kepadaku, ia berkata: Aku dapat cerita
dari Ghalib al-Qattani, ia berkata: Aku tertinggal solat isya‘
berjamaah, maka aku solat dua puluh lima kali untuk menggapai keutamaan,
kemudian aku tidur, aku melihat dalam mimpi bahwa aku mengendarai kuda
yang berlari kencang, sedang mereka di atas kendaraan dan kami tidak
dapat mengejar mereka, maka dikatakan: itu karena mereka solat berjamaah
sedang anda solat sendirian. ( Dan ada banyak riwayat lain yang
mengkisahkan cerita ini dalam kitab al-hilyah).
Keenam: Dalam kitab (( Jawaanib min siroh al-Imam Abdul Aziz bin Baz)) hal 79, disebutkan:
Pada suatu hari Syekh Abdullah bin Baz
punya janji setelah solat subuh. Namun beliau tidak solat di masjid,
maka setelah solat kami pergai ke rumahnya, kami menunggu beliau, kami
mengkhawatirkanya, lalu beliau keluar menemui kami, beliau menanyakan
waktu, kami memberitahunya bahwa solat berjamaah telah selesai.
Ketika itu beliau – semoga Allah
memberinya rahmat – letih pada malam harinya, beliau tidur sangat
terlambat, dan setelah solat tahajud beliau berbaring dan tertidur,
sedang tidak ada satu orang pun yang membangunkanya, atau membunyikan
untuknya alarm jam, dan setelah beliau tahu bahwa orang-orang telah
solat maka beliau solat dan berkata kepada dua sahabatnya, yaitu; Syekh
Abdurahman al-Atiq dan Hamad bin Muhamad an-Nasir: ini adalah kali
pertama aku ketingalan solat subuh!
Aku berkata: Semoga Allah merahmati
mereka, begitulah mereka bersungguh-sungguh dalam ibadah dan muhasabah
diri di saat melakukan kesalahan terkecilpun, jiwa-jiwa mereka bersih,
obsesi mereka tinggi, dan mereka dikenang selamanya oleh orang-orang
yang datang setelahnya…
Aku tidak tahu apakah masih ada hari ini
orang-orang yang ketika ketinggalan solat lalu merasakan seperti yang
mereka rasakan?!, para pelajar dan orang-orang soleh yang ketinggalan
solat subuh berkali-kali itu, padahal mereka tidak menghidupkan malamnya
dengan tahajud, tidak juga sepersepuluh malamnya, atau bahkan
sepersepuluh dari sepersepuluh malamnya! Kemudian mereka tidak merasa
sakit, tidak pula sedih, seakan-akan tidak punya dosa?!.
Bahkan anda bisa melihat sebagian mereka
telah memiliki tradisi yang berkelanjutan, datang sekali dan absen
berkali-kali, dan kalaupun hadir pasti terlambat, sehingga menjadi bahan
pertanyaan dan sumber keraguan bagi orang-orang awam!
Ini adalah sisi lain dari banyak dampak
permasalahan, perhatikan tokoh ini dalam pandangan meraka, omonganya
tidak lagi dipercaya, begitu juga ilmu dan nasehatnya. Pernah terjadi
seseorang dari kalangan awam menyalahkan anak-anaknya yang ketinggalan
solat subuh, lalu ia membentak salah satu dari mereka saat berusaha
membangunkanya, anak itu berucap: Jangan ganggu aku, pergi dan beri
nasehat syekh(imam) terlebih dahulu!
Dan memang imam mereka suka absen dari solat subuh berjamaah.
Sekarang mari kita masuk dalam pembahasan
tentang sarana-sarana yang dapat membantu kita agar mudah untuk bangun
menunaikan solat subuh:
- Sarana yang paling utama adalah bertaqwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala, memperhatikan perintah solat berjamaah. Apabilah seorang muslim memiliki perhatian terhadap perintah Allah terkait solat berjamaah, maka ia akan menemukan – dengan izin-Nya – kemudahan untuk bangun menunaikan solat subuh. Ini adalah sesuatu yang telah terbukti, seseorang yang tersibukan perhatianya dengan sesuatu, ia sering kali tidak akan nyenyak dalam tidurnya, ini sesuatu yang wajar, bahkan hal tersebut terjadi juga pada anak kecil, ketika ia dijanjikan akan diajak pergi tamasya di pagi hari, ia pasti bangun sebelum yang lainya, meski tidak ada seorangpun yang membangunkanya.
- Tidur di waktu awal (tidak larut malam), dan banyak orang yang mengetahui dengan detail batas waktu kapan ia harus tidur agar dapat bangun subuh, dan jika melampaui batas waktu tersebut ia pasti akan ketinggalan solat, maka dalam kondisi ini ia tidak boleh bergadang hingga melewati batas waktu yang dapat menyebabkanya jatuh ke dalam kelalaian dalam menunaikan kewajiban ini.
- Menggunakan alat-alat peringatan seperti alarm jam, handphone,dll. Namun ada sebagian orang yang karena terlalu nyenyak tidur hingga tidak dapat mendengar bunyi alarm, dan ada juga sebagian orang yang setiap kali mendengar bunyinya mematikanya tanpa kesadaran.
Dan ada beberapa cara untuk mengeraskan suara alarm, diantaranya:
Meletakanya di panci, atau membalikan
panci dan meletakan alarm di atasnya, maka suaranya akan lebih tinggi.
Begitu pula handphone, letakan dengan bel getar, dan taruh di atas
panci, dan jika kamu di kamar dan kamu pakai panci yang yang
melengkung-lengkung (tidak rata sisi-sisinya), maka bunyi suaranya akan
menjadi seperti gempa, dan dapat membangunkan tetangga!
Adapun terkait orang yang suka secara
tidak sadar mematikan alarm, maka bisa di atasi dengan memperbanyak
alarm dan membedakan waktu bunyi masing-masing alarm, misalnya dengan
memberi jarak antara masing-masing dengan beberapa menit, atau dengan
cara mempencar tempat masing-masing alarm.
- Memanfaatkan teknologi pendingin pada musim panas. Sebagian AC dilengkapi dengan menu yang dapat mengatur waktu nyalah dan mati, dengan demikian dapat dilakukan setting mati satu jam atau beberapa jam sebelum waktu bangun yang diinginkan. Adapun AC yang tidak dilengkapi dengan teknologi ini, dapat ditambah dengan memasang alat kecil yang disebut dengan timer, caranya dipasang di dinding dapat dapat mengatur lama nyala AC selama dua belas jam, misalnya anda tidur jam satu malam, sedang anda ingin bangun jam tiga, maka letakan alat itu pada angka dua, sehingga Ac akan bekerja selama dua jam kemudian langsung mati setelah itu. Panas cukup dapat mengurangi tidur nyenyak meski mungkin masih belum dapat membangunkanmu sebelum bel alarm menyala.
- Dan diantara sarana-sarana untuk membangunkan adalah banyak minum sebelum tidur, dan tidak pergi ke toilet, niscaya rasa ingin buang air akan dapat membangunkanmu tanpa harus menggunakan jam alarm, dengan mencoba anda akan tahu kemanjuran cara ini, dan bagaimana cara ini dapat membantumu bangun pada waktu yang tepat.
- Terkadang manusia terpaksa harus bergadang karena suatu tuntutan, hingga ia merasa tidak akan dapat bangun pada waktu solat, maka solusinya adalah dengan merubah posisi tidur, atau merubah alas tidurnya, misalnya tidur di atas lantai tanpa alas, atau tanpa bantal di luar kamar tidurnya, dan begitu seterusnya selalu melakukan perubahan-perubahan yang dapat mengusir tidur yang nyenyak dan dapat meringankan proses bangun.
Inilah yang terlintas dalam benak
sekarang, barangkali ada hal-hal yang terlintas dalam benak anda yang
dapat menjadi point tambahan.
Wallahu a’lam semoga solawat dan salam senantiasa tercurah kepada Muhamad, keluarga dan sahabatnya.
Penulis : Abdurrahman bin Shalih Al Sudais
Penterjemah : Muh. Lutfi Firdaus
Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad
Penerbit : Islam House